‘Ngamumule Budaya Karuhun’ di Cikampek Pecahkan Rekor Indonesia

‘Ngamumule Budaya Karuhun’ di Cikampek Pecahkan Rekor Indonesia

KARAWANG- Rangkaian HUT Karawang ke 389 terasa spesial. Pasalnya, dalam pagelaran kebudayaan yang bertajuk ‘Ngamumule Kebudayaan Karuhun’ di Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek, memecahkan rekor Original Republik Indonesia (ORI) dengan menampilkan kebudayaan napian beas secara serentak lebih dari 500 orang yang terdiri dari pelajar hingga masyarakat. Kegiatan yang digagas oleh Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Karawang itu berlangsung selama dua hari dari Sabtu sampai Minggu (17-18/9) kemarin. Ketua Pospera Karawang Risna Purba mengatakan, gelaran budaya tersebut bertujuan agar generasi muda mengetahui nilai-nilai budaya bangsanya yang sangat kaya raya ditengah era globalisasi. “Bahwa kebudayaan Indonesia dengan keberagaman harus dipertahankan jangan sampai hilang di gepungan era globalisasi. generasi baru harus tahu bagaimana leluhurnya, jangan sampai lupa ke leluhurnya," kata Risna di hadapan ribuan warga. Rekor ORI yang diraih diantaranya, menarik mobil dengan menggunakan gigi sejauh 389 meter, napian beas sebanyak 500 peserta, dan kaulinan budak lembur dengan 1500 peserta. Risna mengatakan perhelatan budaya itu juga termasuk dalam silaturahmi budayawan sunda se-Jawa Barat. “Kegiatan budaya yang kami gelar menjadi ajang silaturahmi untuk para Budayawan, seniman seluruh Jawa Barat,â€ kata Risna. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Tohir datangi acara Ngamumule Budaya Karuhun di Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek, Sabtu (17/9) kemarin. Acara tersebut merupakan kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Karawang yang juga masuk sebagai rangkaian hari jadi Karawang yang ke 389. Dalam sambutannya Erick Thohir mengungkapkan negara demokrasi yang menghormati segala perbedaan di dalamnya. “Hari ini acara yang luar biasa, bagaimana terus bisa mempersatukan bangsa ini tanpa melihat perbedaannya,â€ kata Erick Tohir. Erick mengatakan acara kebudayaan hari ini diikuti oleh bermacam suku dan partai politik yang berbeda. “Yang penting gotong royong untuk rakyat,â€ kata Erick. Erick berpesan agar acara-acara kebudayaan bisa terus dilaksanakan dan berlangsung lebih meriah lagi. “Kebudayaan adalah detak jantung sebuah bangsa, terutama bangsa Indonesia. Jadi sudah keharusan kita semua terus melestasikan dan menghidupkan kebudayaan Indonesia untuk selama-selamanya. Harus kita jaga,â€ tukasnya. (gma/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: